Gelas coffee ku yang kedua

>> Senin, 10 Mei 2010


Dan pertanyaannya adalah mengapa aku ada disini.
Mendamparkan diri di Cafe yang notabennya slalu ramai di bilangan Thamrin.
Mungkin karna ak butuh sesuatu untuk meramaikan hatiku saat ini.

Semua ini seharusnya terasa menghangatkan. Menenangkan. Tetapi sebaliknya,
semua ini justru membuatku depresi.
Karena seharusnya, ada kamu di sini.
Dihari kau temani aku waktu itu.

Kenangan kita berdua ternyata terlalu sedih ketika hanya dijalani seorang diri.

saat itu, kita tidak tahu bahwa kita akan berpisah pada suatu pagi yang kelabu.
Karena ketika tengah bersamamu, perpisahan terdengar seperti sebuah
konsep yang sangat jauh. Begitu jauh sehingga kita tak akan tersentuh.

Tetapi, di sinilah aku. sekali lagi. Sendiri. Tanpamu.

Mengejar bayangmu
tanpa tahu apakah kamu masih menginginkanku.
Untuk apa aku di sini?
Entahlah. Untuk kita, mungkin.
Untuk sebuah kesempatan.

Perpisahan, sedianya melibatkan dua orang: ia yang tinggal, dan ia yang pergi.

Jadi bayangkan, betapa sepinya perpisahan yang harus dilalui seorang diri.
Seperti berkali-kali,seperti setiap hari, ketika aku mengucapkan selamat tinggal
kepadamu. Kepada kenangan. Kepada kita. Kepada rasa yang pernah kita
punya,hanya untuk menemukan diriku kembali terdampar di tepian hatimu.

Aku seperti ombak yang hanya surut sebentar, kemudian berdebur kembali
dengan kekuatan yang lebih besar untuk memecah tebing yang memagari kita.

Hidup di masa lalu itu melelahkan. Tetapi hidup di masa depan tanpamu akan
jauh lebih menakutkan. Bahkan hanya untuk kubayangkan.

Seharusnya aku sudah terbiasa dengan semua ini. Dengan rasa sakit ini. Dengan
rasa perih yang mendesak-desak di balik kelopak mataku ini. Kutengadahkan
wajahku ke langit, kemudian kutekan-tekan kelopak mataku untuk mengusir
rasa itu pergi. Tetapi rasa itu tak mau hilang dan tetap bertahan.

Karena rasa itu tak ada di sana. Pedih itu bukan di mata,tetapi di hatiku.
Sejenis ketiadaan akan kamu yang meremukkan segalanya.

Menyesakkan.

Tidak ada lagi ‘kita’,
bahkan untuk sekerat impian lama yang sejak mula kita bangun berdua.
Ini impianmu. Hanya kamu. Dan ada dia di sampingmu, yang
berbagi malam ini bersama kamu.

Aku tidak tahu apakah aku harus merasa bahagia untukmu

atau
Merasa terluka untuk masa lalu.

Tahukah kamu, betapa aku berharap kamu akan menoleh ke arahku? Atau
mencariku dengan hatimu. Kemudian raut wajahmu akan berubah cerah,
sekaligus resah, karena kamu tahu bahwa aku ada.

Tetapi tidak.

Malam itu,
Aku seperti hantu yang datang dari masa lalu.
Sesuatu yang mungkin ingin kau usir pergi untuk tidak pernah kau lihat lagi.
Entahlah, ku harap ini hanya prasangka ku saja.

aku tak dapat mengerti konsep perpisahan yang kau tawarkan sore itu
sesuatu yang salah.
sesuatu yang tak dapat kupahami..



171209
dedicated for him
kedai coffee

0 komentar:

  © Blog Design by Simply Fabulous Blogger Templates

Back to TOP